Tuesday 21 February 2012

Alpukat Dapat Memerangi Infeksi Bakteri

Alpukat adalah salah satu tanaman buah yang kaya akan manfaat. Sebuah alpukat dapat mengandung zat alami yang dapat memerangi secara agresif terhadap infeksi antibiotik resisten. Infeksi antibiotik  resisten ini banyak di temukan di seluruh rumah sakit di seluruh dunia. Infeksi ini terjadi karena adanya bakteri staphylococcus yang berwarna kuning (Staphylococcus aureus) yang mempunyai kemampuan untuk menolak antibiotik. Bakteri staphylococcus ini adalah penyebab paling umum infeksi pada luka setelah operasi. Kemampuan untuk  berkembangbiaknya sangat cepat dan menolak antibiotik yang diberikan. 

Jes Gitz Holler, seorang mahasiswa S3 dari University of Copenhagen bekerjasama dengan orang-orang Mapuche, Chile, mengatakan, telah menemukan bahan alami aktif dalam tanaman alpukat Chile dalam kombinasi pengobatan dengan antibiotik tradisional. Bakteri resisten ini memiliki pompa pengeluaran dalam membrannya. Pompa pengeluaran ini akan memompa sesegera mungkin antibiotik secara efisien saat bakteri ini memiliki akses yang besar.

Gitz Holler telah menemukan bahwa bahan alami yang dapat menghambat aksi pompa dari bakteri ini sehingga mekanisme pertahanan bakteri menjadi pecah dan pengobatan dengan antibiotik dapat bekerja. Bahan alami ini di peroleh dari mahasiswa yang mengumpulkan spesimen tanaman di Chile, dimana orang-orang Mapuhce menggunakan daun alpukat untuk menyembuhkan luka. Hasil penelitiannya telah dipublikasikan dalam Journal of Microbial Chemotherapy.

Menurut Gitz Holler, senyawa alami ini memiliki potensi besar dan mungkin bisa dalam jangka panjang dapat dikembangkan menjadi obat yang efektif untuk memerangi staphylococcus karena saat ini belum ada produk di pasaran yang menargetkan mekanisme pengeluaran inhibitor yang sama.

Selanjutnya Gitz Holler mengatakan, "Kami ingin meningkatkan kemampuan bahan aktif ini mengunakan bahan sintetis kimia dalam laboratorium.  Hal ini juga akan memastikan produksi obat potensial yang berkelanjutan dan sekaligus melindungi tanamannya". 

Staphylococcus aureus adalah penyebab paling umum infeksi pada luka setelah operasi. Namun bakteri ini juga dapat menjadi penyebab banyak penyakit dari abses dan keracunan makanan sampai infeksi yang mengancam jiwa seperti infeksi endokarditis dan sepsis.

Bakteri ini telah menjadi masalah utama di rumah sakit di seluruh dunia sejak 1940-an, dan sampai sekarang industri obat telah berhasil mengembangkan antibiotik baru sejalan dengan prilaku bakteri yang semakin agresif.

Sayangnya, justru pengembangan yang muncul menjadi terbalik.  Semua maksud dan tujuan dari industri obat yang ada tidak mengembangkan penelitian antibiotik yang baru. Mungkin disebabkan biaya penelitian jauh lebih mahal dibandingkan pendapatannya. Industri obat cenderung memproduksi obat untuk mengobati penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, yang dianggap lebih menguntungkan.  







Monday 20 February 2012

Diet Kalori Terbatas Memperpanjang Usia

Diet kalori terbatas dengan membatasi asupan makanan pada hari-hari tertentu selain dapat menurunkan berat badan juga dapat meningkatkan kekuatan otak dan membuat hidup anda lebih lama.

Menurut para ilmuwan bahwa tidak makan pada hari-hari tertentu dapat membuat anda hidup lebih lama. Sekelompok orang Amerika mengatakan bahwa berpuasa dan makan secara bergantian dapat meningkatkan kekuatan otak dan membantu menurunkan berat badan pada saat yang sama.

Penelitian dari National Institute for Aging (NIA) mengatakan, pemberian kalori minimal yang diperlukan untuk membuat hewan tetap hidup menunjukkan bahwa hewan-hewan itu dapat tetap hidup dua kali lebih lama.

Diet cara ini telah diuji cobakan pada manusia dan ternyata diet ini dapat melindungi jantung, sistem peredaran darah dan otak terhadap penyakit yang berkaitan dengan usia tua seperti Alzheimer.

Professor Mark Mattson, Kepala Laboratorium Ilmu Syaraf NIA dan Guru Besar Ilmu Syaraf di John Hopkins University, Baltimore, mengatakan bahwa Diet dengan pembatasan energi dapat memperpanjang usia dan melindungi otak dan sistem kardioavaskuler terhadap penyakit yang berkaitan dengan usia.

Selanjutnya dalam berita Sunday Times, Professor Mattson, mengatakan, "Kami telah menemukan bahwa diet pembatasan energi, terutama bila diberikan secara bergantian (puasa dan makan) dengan pembatasan kalori yang besar, seperti berpuasa pada hari-hari tertentu, akan dapat mengaktifkan jalur syaraf yang mengalami stress dalam jaringan neuron".

Dalam suatu percobaan pada sekelompok tikus, kelompok tikus pertama hanya diberikan makan pada hari-hari tertentu dan kelompok kedua diberikan makan sepanjang hari.  Selanjutnya kedua kelompok ini diberikan makanan dengan waktu yang tak terbatas pada hari-hari dimana tikus-tikus ini diizinkan untuk makan dan mengkosumsi dengan jumlah kalori yang sama.

Profesor Mattson menemukan bahwa kelompok tikus yang hanya diberikan makan pada hari-hari tertentu lebih sensitif terhadap insulin dan dibutuhkan produksi insulin yang lebih cepat.  Tingginya produksi kadar hormon ini untuk mengontrol kadar gula setelah makan atau makan makanan kecil, biasanya berhubungan dengan kekuatan otak yang lebih rendah dan berada pada risiko diabetes yang lebih tinggi.


Selanjutnya kedua kelompok tikus ini dilakukan pemeriksaan terhadap masing-masing otaknya. Profesor Mattson mengatakan bahwa ia menemukan diet kalori terbatas tampaknya meningkatkan fungsi sinapsis otak. Sinapsis otak ini adalah persimpangan antara sel-sel otak yang mempromosikan generasi sel-sel baru dan membuat mereka lebih tahan terhadap stress.






Baca juga :







Saturday 18 February 2012

Bahan Kemasan Penyebab Obesitas Dan Diabetes


Kebiasaan makan makanan cepat saji dalam hidup modern dan gaya hidup yang tak seimbang sering kali disalahkan menjadi salah satu penyebab meningkatnya tingkat obesitas. Namun faktor penyebab lain yang kita tidak sadari telah ditemukan, yaitu bahan yang digunakan pada plastik dan kemasan makanan.


Bahan kimia yang biasa di gunakan pada plastik dan kemasan makanan sekarang telah menjadi salah satu alasan meningkatnya berat badan dan penyakit diabetes. Para peneliti menemukan bahwa dengan dosis sangat kecil dari bahan kimia plastik dan kemasan makanan dapat menjadi pemicu rusaknya sinyal yang diterima hormon manusia dalam tubuh. 


Sebuah laporan yang diterbitkan mingu lalu di PLoS One menunjukan bahwa bahan kimia bernama bisphenol A (BPA) yang biasa di gunakan mulai dari pupuk hingga botol plastik minuman dapat 'membohongi' tubuh untuk dapat memproduksi lebih banyak lemak. 


Selanjutnya, BPA ini dapat meningkatkan produksi insulin, dengan insulin ini cara tubuh mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak.  Ketika insulin terlalu banyak di produksi maka tubuh akan menjadi kebal terhadap efek tersebut dan menyebabkan kenaikan berat badan dan munculnya penyakit diabetes tipe 2.


Dr. Angel Nadal, seorang ahli BPA di Universitas Miguel Hernendez di Spanyol mengatakan bahwa "Ketika anda mengkonsumsi sesuatu dengan BPA, hal tersebut seperti memberi tahukan kepada organ-organ tubuh anda bahwa anda makan lebih banyak daripada yang sebenarnya anda konsumsi".


Dalam penelitian terbarunya, Dr. Nadal menemukan bahwa konsumsi BPA memberikan efek pada pangkreas, organ yang memproduksi insulin. Sejumlah kecil BPA  dapat menjadi pemicu keluarnya insulin dalam jumlah 2 kali lebih besar. Insulin dalam tubuh ini dibutuhkan untuk memecah makanan.


Dr. Nadal bersama timnya menemukan bahwa seperempat milyar gram BPA sudah cukup untuk memulai reaksi diatas. Dalam studinya, diperkirakan di seluruh dunia ada sekitar 90% orang di negara maju memiliki kadar BPA diatas ambang batas dalam darah mereka. 


Menjauhkan diri dari botol plastik atau makanan kaleng tidaklah cukup untuk bisa terbebas dari efek BPA ini.  Karena Dr. Nadal mengatakan bahwa kertas  atau struk belanja dan kertas toilet pun mengandung BPA.


Industri bahan kimia telah memberikan pernyataan bahwa kandungan BAP tidaklah mengganggu kesehatan dan juga mengatakan bahwa semua produk telah di tes terlebih dahulu dan hasilnya mengatakan bahwa produknya aman untuk digunakan.


Meskipun begitu, Dr. Nadal masih tetap tidak sependapat dengan mengatakan bahwa masih ada kemungkinan BAP dapat membahayakan kesehatan terutama bagi wanita hamil dan anak dalam kandungan mereka. Dr. Nadal mengatakan, "Janin tidak hanya terpapar langsung BAP namun juga oleh kandungan insulin dari sang ibu, yang pada akhirnya membuat lingkungan janin menjadi lebih terganggu."


Dr. Nadal juga menunjukkan hasil penelitian yang lain bahwa peningkatan kadar bahan kimia dalam rahim dapat menjadi program awal adanya peningkatan berat badan nantinya. 




Baca juga : 










Thursday 16 February 2012

Puasa Dan Kemoterapi Efektif Mengobati Kanker

Kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan munculnya sel-sel yang tidak normal dan berkembang biak secara tidak terkendali di dalam tubuh. Kanker ini dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasannya.  Kebanyakan kanker dapat menyebabkan kematian, bahkan kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara-negara berkembang.  Pada umumnya kanker dapat disembuhkan, terutama bila perawatan dan pengobatannya dimulai sejak awal. Kanker biasanya dirawat dengan cara operasi, kemoterapi atau radiasi.


Kemoterapi adalah terapi pemberian senyawa kimia atau obat untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Perawatan atau pengobatan kanker dengan cara kemoterapi sering digunakan untuk mengurangi ukuran kanker yang telah menyebar kebagian lain dari tubuh. Kemoterapi ini, selain bekerja dengan cara meracuni sel-sel yang tumbuh dengan cepat, pada saat yang sama juga menghancurkan pertumbuhan sel-sel sehat dalam sumsum tulang, saluran pencernaan dan  jaringan yang lain, dan juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ lainnya, seperti hati, ginjal, jantung, paru-paru dan lain-lain.


Pengobatan kanker agar memberikan hasil yang baik, pasien disarankan untuk berpuasa terlebih dahulu. Berpuasa dapat membantu melawan kanker dan meningkatkan efektifitas pengobatan. Peneliti menemukan bahwa berpuasa memiliki khasiat seperti kemoterapi ringan. Bila pasien berpuasa dan dikombinasikan dengan kemoterapi maka akan memberikan efek penyembuhan yang luar biasa.


Profesor Valter Longo, peneliti dari Universitas of Southerm California, Los Angeles,  pada tahun 2010 bersama rekan-rekannya mengamati 10 pasien kanker yang berpuasa. Dia menemukan bahwa pasien kanker yang berpuasa tersebut mengalami efek kemoterapi yang lebih ringan.  Selanjutnya penemuan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine, mengungkapkan bahwa sel-sel tumor merespon puasa berbeda dengan dibandingkan sel-sel normal. Sel-sel tumor itu tidak memasuki keadaan yang tidak aktif seperti hibernasi, namum sel-sel ini terus tumbuh dan berkembang lalu menghancurkan dirinya sendiri.


Selanjutnya menurut Profesor Longo, bahwa sel-sel itu pada kenyataannya, sel melakukan bunuh diri. Apa yang kita lihat itu adalah bahwa sel-sel kanker berusaha untuk mengkonpensasi dari semua yang hilang di dalam darah setelah berpuasa. Kemungkinan sel-sel itu mencoba untuk mengantikannya, namun tidak bisa.


Profesor Longo bersama timnya melakukan penelitian dengan menyuntik tikus percobaan dengan sel kanker payudara, kanker kulit, tumor otak dan tumor ovarium yang ditemukan pada anak.  Selanjutnya tikus-tikus ini tidak diberi makan selama dua sampai tiga hari dan hanya diberikan minum. Hasilnya, ketika berpuasa tanpa kemoterapi menunjukkan adanya perkambangan yang lambat dari sel kanker payudara, kanker kulit melanoma, kanker otak glioma, dan neobalstoma.


Selanjutnya ketika berpuasa dikombinasikan dengan kemoterapi ternyata membuat pengobatan kanker menjadi lebih efektif. Beberapa siklus puasa yang dikombinasikan dengan kemoterapi dapat menyembuhkan 20% dari mereka dengan kanker yang agresif, sementara 40% penyebaran kanker dibatasi. Sedangkan  jika hanya dengan pemberian kemoterapi maka tidak ada seekor tikus yang menjadi obyek penelitian yang bisa bertahan hidup.


Hal ini sesuai pendapat William Saunders, Pakar Onkologi, University of Pittsburgh, Ketika berpuasa, sel kanker akan kelaparan karena tidak mendapat nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang biak. Di bawah kondisi kelaparan ini, sel-sel normal berhenti membelah, tetapi-sel-sel kanker terus bertambah banyak sehingga menjadi lebih lemah dan mati karena obat-obat kemoterapi.


Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa berpuasa bisa berbahaya untuk pasien yang sudah kehilangan banyak berat badan atau dipengaruhi oleh faktor risiko yang lain, seperti diabetes.  Profesor Longo mengatakan bahwa studi ini hanya untuk menguji jika pasien bisa menoleransi puasa jangka pendek, yakni dua hari sebelum dan satu hari sesudah kemoterapi. Inipun terbatas pada pasien tertentu dan mereka juga harus bertemu dengan onkologis serta bertanya, apakah bisa berpuasa sambil kemoterapi.










Monday 13 February 2012

Makan Terlalu Banyak Di Usia Tua Memicu Kehilangan Memori

Makan berlebihan di usia tua bisa memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan memori. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi lebih 2.000 kalori sehari jauh lebih memungkinkan untuk memiliki gangguan kognitif ringan daripada yang makan kurang dari 2.000 kalori per hari. Temuan ini menunjukkan bahwa menjaga diet dengan kalori yang lebih rendah di usia tua bisa menjaga pikiran tajam dan dapat mencegah timbulnya penyakit alzheimer.

Para ilmuwan di AS melihat kebiasaan makan dan minum dari 1.200 orang yang berusia 70-89 yang tidak memiliki riwayat dimensia dan telah memberinya test memori. Mereka menemukan bahwa 163 orang mengalami masalah memori dan resiko itu meningkat dua kali untuk mereka  yang mengkonsumsi lebih banyak kalori.  Kondisi ini dapat dijelaskan dengan mengamati data-data yang mempengaruhi faktor-faktor lain yang mempengaruhi kehilangan memori seperti tingkat pendidikan atau riwayat stroke, diabetes atau depresi.

Para peneliti membagi peserta penelitian menjadi tiga kelompok : kelompok pertama, orang yang mengkonsumsi 600-1.526 kalori perhari, kelompok kedua, orang yang mengkonsumsi 1.526-2.143 kalori perhari dan kelompok ketiga, orang yang mengkonsumsi 3.143-6.000 kalori perhari.  Konsumsi 2.000 kalori perhari adalah jumlah kalori normal yang direkomendasikan untuk diet sehat dan jumlah 6.000 kalori perhari lebih adalah diet kalori untuk binaragawan.


Dari hasil penelitian ternyata pada kelompok pertama dan kedua tidak terjadi perbedaan yang nyata, yang menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi kurang dari 2.143 kalori tidak meningkatkan risiko kehilangan memori. Sedangkan kelompok yang tinggi kalori mengalami masalah memori dua kali lipat dari kelompok konsumsi rendah kalori.

Menurut penulis study Dr Yonas Geda, dari Mayo Clinic di Scottsdale, Arizona, menemukan gangguan kognitif ringan pada kelompok yang mengkosumsi kalori tinggi.  Gangguan kognitif ringan ini adalah tahap antara hilangnya memori normal dengan datangnya penuaan dan  penyakit Alzheimer. Selanjutnya Dr Geda menambahkan bahwa, pemotongan kalori dan makan makanan yang membentuk pola makan yang sehat mungkin merupakan cara sederhana untuk mencegah hilangnya memori di usia tua.

Menurut Dr Marie Janson, dari Alzheimer Research UK, bahwa kami tahu bahwa usia adalah salah satu faktor risiko terbesar dimensia, tetapi dengan melakukan gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olah raga teratur, hal ini bermanfaat dalam mencegah serangan dimensia bersama dengan sejumlah penyakit kronis lainnya.




Sunday 12 February 2012

Makan Pelan-Pelan Dapat Mencegah Obesitas

Bila anda sedang menemui masalah dengan berat badan ada cara sederhana yang mungkin anda tidak menyadarinya, namun ini memberikan peran dalam penurunan berat badan anda, yaitu makan dengan santai dan tenang, lalu nikmatilah setiap rasa, tekstur dan aroma makanan secara perlahan-lahan.  Hal ini mungkin terasa kurang populer bagi anda namun ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa melahap makanan dengan cepat cenderung meningkatkan berat badan (obesitas) dibandingkan dengan mengunyah makanan sebanyak 20 kali kunyah setiap suapnya.


Para penelilti di Jepang telah meneliti kebiasaan makan dari 3.000 orang, mereka menemukan bahwa pria yang memakan makanannya dengan cepat sebesar 84% lebih cenderung menjadi kelebihan berat badan (obesitas).  Hal ini dikarenakan, perut membutuhkan waktu 30 menit untuk memberitahukan ke otak bahwa makanan dalam perut semakin penuh. Jadi jangka waktu yang lama inilah yang mengakibatkan orang yang makan cepat, sangat memungkin untuk mengkonsumsi sejumlah besar kalori lagi tanpa otak benar-benar menyadarinya.


Dalam tubuh kita ada hormon yang dinamakan ghrelin. Hormon ini merupakan perangsang nafsu makan dan diproduksi ketika perut anda sedang kosong. Lalu hormon ini akan tidak aktif bila anda mengisi perut dengan makanan. Waktu yang diperlukan hormon ini memberi sinyal ke otak adalah sekitar setengah jam atau 30 menit. Hal ini berarti ada waktu yang cukup panjang sebelum otak menyadari bahwa anda telang kenyang.  Hal ini menunjukkan bahwa dengan makan terlalu cepat maka akan memberikan jumlah kalori yang lebih banyak dibandingkan makan secara lambat.


Makan yang terlalu cepat sangat berpengaruh terhadap obesitas, karena saat itu tubuh anda tidak menyadari akan adanya rasa kenyang, yang mengakibatkan anda akan tetap makan terus. Sebaliknya, saat makan lebih pelan, tubuh dapat merasakan makanan, mencium aroma, dan merasakan teksturnya, yang membuat orang lebih memperhatikan apa yang dimakan dan seberapa banyak makanan yang masuk, sehingga perut cenderung kenyang lebih lama.


Studi yang dilakukan University of Rhode Island  menemukan bahwa mengunyah lebih lama secara signifikan akan mengurangi jumlah kalori yang masuk ke tubuh. Pada penelitian ini melibatkan dua kelompok, wanita dan pria sebagai partisipan. Pria cenderung memiliki kebiasaan makan lebih cepat daripada wanita. Hasilnya, pria cenderung lebih gemuk. Hal ini disebabkan karena mengunyah lebih lama, membuat otak mengirimkan sinyal kenyang ke perut sehingga tubuh tidak ingin makan lebih banyak. 


Kathleen Melanson, profesor nutrisi di University of Rhode Island mencatat bahwa orang yang makan cepat mampu menghabiskan 100 gram makanan per menit, untuk kecepatan menengah 70 gram makanan per menit, sedangkan pemakan lambat menghabiskan 60 gram per menit. Melanson menambahkan bahwa, mereka yang makan cepat memiliki hubungan dengan kebutuhan energi yang lebih besar. Itulah mengapa banyak para pria makan dengan cepat, karena pria membutuhkan energi lebih tinggi dibanding para wanita. 





Friday 10 February 2012

Tips Memilih Asupan Lemak

Minyak atau lemak merupakan komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak sebenarnya tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam keadaan cair atau padat. Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka disebut minyak, sebaliknya bila dalam keadaan padat disebut lemak. Lipid atau lipida lebih merupakan istilah ilmiah, yang mencakup baik minyak maupun lemak. Dalam pustaka asing, lipida yang kita makan umumnya disebut dietry fat, yang dapat kita terjemahkan lemak pangan. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.

Lemak secara kimiawi tersusun oleh sekelompok senyawa yang berbeda. Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang tampak (visible) dan yang tidak tampak (invisible). Lemak yang tampak misalnya mentega, margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak misalnya yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang tanah, susu, telur, dan sebagainya.

Sebagai bahan makanan lemak mempunyai peranan yang penting, karena :
  • Kandungan kalorinya sangat tinggi. Oleh karena itu sangat penting untuk dikonsumsi oleh orang yang sedang mengerjakan tugas/pekerjaan fisik yang berat. Selain itu adanya lemak dalam bahan makanan dapat memberikan citarasa kelezatan yang lebih menarik.
  • Kandungan asam lemak sangat penting, yang disebut asam lemak esensial, karena dapat merupakan prekursor pembentukan hormon tertentu seperti prostaglandin. Selain itu juga sebagai penyusun membran yang sangat penting untuk berbagai tugas metabolisme.
  • Lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin A, D, E dan K. Oleh karena itu mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak akan menjamin penyediaan vitamin-vitamin tersebut untuk keperluan tubuh.
  • Lemak dalam tubuh mempunyai peranan yang penting, karena lemak cadanganyang ada yang ada dalam tubuh dapat melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dansebagainya, tidak saja sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada waktu kecelakaan.
Biasanya lemak menjadi simbol menakutkan sejumlah kalangan. Orang malas  mengonsumsi jenis makanan yang mengandung lemak karena takut gemuk atau penyakitan. Namun, tidak semua lemak membuat tubuh menderita. Lemak tetap memiliki manfaat bagi tubuh, terlebih bagi anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Anak akan berkembang maksimal bila kebutuhan nutrisinya terpenuhi dengan baik. Lemak atau orang awam biasa menyebut gajih, dapat membentuk sel dan membantu sel menjadi lentur, sehingga dapat menyerap nutrisi dengan baik. Tubuh membutuhkan lemak sebanyak 15 persen sampai 30 persen dari makanan yang dikonsumsi. 

Bagaimanapun, tubuh kita tetap memerlukan lemak. Lagipula, tidak semua lemak itu buruk. Jadi, yang perlu kita lakukan adalah cerdas dalam memilih jenis lemak yang baik.  Sebagian besar makanan mengandung berbagai jenis lemak, termasuk lemak jenuh, lemak tidak jenuh ganda, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak trans.

1. Lemak sehat

Jika ingin memilih lemak, pilihan terbaik adalah lemak-lemak yang tidak jenuh, baik lemak tidak jenuh tunggal maupun ganda. Jenis lemak ini, bila digunakan untuk menggantikan jenis lemak lainnya, bisa menurunkan risiko penyakit jantung dengan cara menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL dalam darah.

Asam lemak omega-3, salah satu jenis lemak tidak jenuh ganda, sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Omega-3 ini terbukti bisa menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Selain itu, lemak ini juga berfungsi melawan detak jantung yang tidak normal serta membantu menurunkan tekanan darah.

Untuk membantu Anda memilih makanan, berikut merupakan jenis dan sumber lemak sehat: 
  • Lemak tidak jenuh tunggal. Lemak ini dikenal dengan Monounsaturated Fatty Acid (MUFA) atau lemak tak jenuh ikatan tunggal. Jenis lemak ini baik dan dapat dikonsumsi setiap hari. lemak yang baik terdapat pada makanan kacang-kacangan seperti minyak kacang, canola oil, almond, buah alpukat, dan minyak zaitun (olive oil)
  • Lemak tidak jenuh ganda. Bisa diperoleh dari minyak sayur, kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian.  
  • Asam lemak omega-3. Lemak ini lebih di kenal sebagai lemak Politunsaturates Fatty Acid (PUFA). Lemak ini dapat terdapat pada ikan-ikanan seperti ikan salmon, tuna, tenggiri, mackerel, dan kakap. PUFA juga ada pada olahan kedelai seperti tempe, tahu, touge, alpukat, biji rami, minyak rami dan kenari . Jenis PUFA penting karena terdiri dari lemak essensial omega 3 dan 6 yang baik untuk pembentukan sel dan otak pada anak.
2. Lemak berbahaya

Lemak jenuh dan lemak trans merupakan jenis lemak yang kurang sehat. Lemak jenis ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dengan cara meningkatkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL. Kolesterol yang kita peroleh dari makanan pada dasarnya tidak sama dengan lemak, tapi kolesterol ini ditemukan pada makanan hewani. Asupan kolesterol dari diet ini akan meningkatkan kadar kolesterol. Tapi, peningkatan ini tidak terlalu berpengaruh dibandingkan dengan lemak jenuh dan lemak trans.

Berikut jenis lemak yang berbahaya beserta sumbernya:
  • Lemak jenuh. Lemak ini terdapat pada produk-produk hewan, seperti daging, unggas, makanan laut, telur, produk-produk susu, mentega dan minyak kelapa.
  • Lemak trans. Lemak ini dihasilkan melalui proses industri, seperti margarin dan minyak goreng. Pada kemasan makanan, lemak trans biasa disebut lemak hidrogenasi. Lemak trans tak hanya meningkatkan kolesterol jahat, tapi juga menurunkan jumlah kolesterol baik. Berbeda dengan lemak jenuh yang hanya meningkatkan kolesterol jahat. Lemak ini terdapat pada minyak sayur yang dihidrogenasi, produk-produk bakaran (seperti crackers dan kue), serta makanan yang digoreng. 

3. Batasan asupan lemak harian

Meskipun sering dianggap sebagai lemak baik, konsumsi berlebihan lemak tak jenuh tetap berbahaya. Apabila asupan lemak total lebih dari 30 persen dari makanan yang dikonsumsi, timbunan lemak dalam tubuh akan meningkat. Timbunan lemak meningkatkan faktor risiko naiknya lemak darah yang bisa menimbulkan gangguan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Berdasarkan rekomendasi dari U.S. Department of Agriculture (USDA) dan the Department of Health and Human Services (HHS), seperti yang dikutip situs mayo clinic, asupan lemak tidak boleh melebihi 35% dari total kalori harian. Artinya, jika Anda mengikuti diet 1800 kalori dalam sehari, asupan lemak Anda tidak boleh lebih dari 70 gram/hari (Caranya: kalikan 1.800 dengan 0.35 untuk mendapatkan 630 kalori, dan dibagi dengan 9, jumlah kalori per gram lemak, untuk mendapatkan 70 gram total lemak). Anda juga harus ingat, ini merupakan batasan maksimum. Selain itu, sebagian besar dari lemak ini sebaiknya berasal dari sumber lemak tidak jenuh tunggal dan ganda. Menurut USDA dan HHS, batas lemak jenuh sebaiknya kurang dari 10% dari total kalori harian dan kolesterol kurang dari 300 miligram sehari.

4. Tip memilih lemak terbaik

Batasi asupan lemak dalam diet Anda tapi jangan coba untuk menghilangkan lemak sepenuhnya. Fokuslah dalam mengurangi makanan yang kaya lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol. Sebaliknya pilihlah lebih banyak makanan yang mengandung lemak-lemak tidak jenuh. Anda bisa mempertimbangkan cara berikut saat memilih :
  • Lebih baik mengganti mentega dengan olive oil
  • Gunakan olive oil saat membuat salad tapi ada baiknya menggunakan canola oil saat memanggang.
  • Lebih baik memilih segenggam penuh kacang sebagai snack daripada kripik kentang atau crackers hasil olahan lainnya.
  • Lebih baik menambahkan alpukat ke dalam sandwich Anda dibandingkan keju.
  • Lebih baik mengonsumsi ikan seperti salmon dan mackerel yang kaya lemak tidak jenuh tunggal dan omega-3, dibandingkan daging.