Salah satu jenis makanan cepat saji yang sangat digemari adalah mie. Mie
ini punya beberapa jenis. Ada mie yang berasal dari tepung gandum seperti mie instan, mie kering, mie basah, mie
rebus yang dibuat dari terigu. Ada mie yang berasal dari tepung beras seperti bihun. Ada mie yang dibuat
dari pati tepung kacang hijau seperti soun. Ada juga mie yang dibuat dari campuran
tepung terigu dan beras, tepung tapioka, tepung kentang atau tepung
soba.
Dari semua jenis mie itu, yang paling populer tentu mie instan, dengan
berbagai merek dan cita rasanya, baik dalam kemasan plastik polietilen
maupun polistiren (styreofoam) dalam bentuk cangkir atau mangkuk. Mie instan adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu
dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya
dengan menambahkan air panas dan bumbu–bumbu yang sudah ada dalam
paketnya.
Mie instan sudah bukan makanan yang asing di Indonesia. Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instan yang terbesar kedua di dunia setelah China. Bahkan dapat dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mie instan atau
mungkin mempunyai persediaan mie instan di rumahnya.
1. Kandungan Mie Instan
Mie instan sebenarnya sangat panjang, kemudian dilipat, digoreng, dan
dikeringkan dalam oven panas. Penggorengan inilah yang membuat mie
mengandung lemak. Bahan baku utama mie instan memang tepung terigu. Selain rasa mie instan
yang gurih sekali namun selama proses pembuatannya, dipakai juga minyak sayur, garam, natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil, dan pengental), natrium karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazive (pewarna kuning).
Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain adalah karamel, hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi, dan asam malat yang fungsinya tidak jelas. Selain minyak sayur, ada pula food additive,
yaitu bahan-bahan kimia yang ditambahkan selama proses pengolahan
makanan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu.
Bumbu mie, seperti garam, gula, cabai merah, bawang putih, bawang
merah, saus tomat, kecap, vetsin (Monosodium Glutamat atau MSG) dan bahan cita rasa (rasa ayam,
rasa udang, rasa sapi, dan lain lain) juga banyak menggunakan zat tambahan atau additive.
2. Bahaya Makan Mie Instan
Mie instan mengandung karbohidrat dan lemak karena dikeringkan dengan cara digoreng dengan minyak. Makanan instan sebetulnya kurang mengandung protein, serat, dan vitamin. Mie instan dikatakan tinggi lemak dikarenakan dalam proses produksinya melalui tahap penggorengan yang melibatkan banyak minyak. Sedangkan minyak untuk menggoreng itu sendiri sarat lemak jenuh yang memiliki efek buruk bagi kesehatan bila dikonsumsi terlampau banyak.
Bumbunya biasanya mengandung banyak garam sehingga tidak baik bagi penderita tekanan darah tinggi dan MSG (Monosodium Glutamat) atau penyedap rasa. MSG dapat menyebabkan demam, rasa lelah, dan sakit kepala bagi yang sensitif terhadap MSG. Kadar sodium pada sebungkus mie instan umumnya 750-1270 miligram untuk
setiap hidangan. Tubuh manusia dalam satu hari tidak boleh lebih dari
300 miligram. Sementara setiap makanan yang kita asup mengandung sodium
sehingga yang diasup berlebih daripada yang diperlukan.
Mie instan memiliki kandungan gizi yang sangat minim dan bahkan zat additive tak baik untuk wanita yang tengah hamil dan juga balita. Meski risiko akibat additive tak langsung kelihatan, namun menurut Arlene Eisenberg, dalam buku berjudul What to Eat When You`re Expecting, ibu hamil sebaiknya menghindari makanan yang banyak mengandung additive. Bagi balita, bahan-bahan yang sebenarnya tak dibutuhkan tubuh ini juga bisa memperlambat kerja organ-organ pencernaan.
Makanan instan biasanya hanya mengandung zat karbohidrat dan lemak
saja, tanpa tambahan lauk atau sayuran. Sehingga tidak mencukupi asupan
gizi. Makan mie juga akan membuat perut cepat kenyang karena itu bisa membuat malas
untuk mengonsumsi sumber gizi lainnya, seperti sayur dan buah. Hal
inilah yang cenderung tidak baik bagi tubuh manusia.
3. Tips Makan Mie Instan
- Sebaiknya jangan memakan makanan instan setiap hari. Sekali-sekali boleh kalau bisa, hanya sekali seminggu atau kurang. Karena tubuh membutuhkan variasi makanan untuk melengkapi gizi yang diperlukan.
- Sebaiknya tidak semua bumbu dituangkan atau dipakai. Secukupnya saja untuk mengurangi garam dan MSG yang masuk ke dalam tubuh. Sebaiknya tambahkan lauk seperti ayam atau telur dan sayuran ke dalam Mie instan.
- Sebaiknya bumbu dituangkan ke dalam air yang sudah mencapai titik didihnya agar MSG dapat terurai dengan sempurna.
Baca juga :
No comments:
Post a Comment