Tuesday 21 February 2012

Alpukat Dapat Memerangi Infeksi Bakteri

Alpukat adalah salah satu tanaman buah yang kaya akan manfaat. Sebuah alpukat dapat mengandung zat alami yang dapat memerangi secara agresif terhadap infeksi antibiotik resisten. Infeksi antibiotik  resisten ini banyak di temukan di seluruh rumah sakit di seluruh dunia. Infeksi ini terjadi karena adanya bakteri staphylococcus yang berwarna kuning (Staphylococcus aureus) yang mempunyai kemampuan untuk menolak antibiotik. Bakteri staphylococcus ini adalah penyebab paling umum infeksi pada luka setelah operasi. Kemampuan untuk  berkembangbiaknya sangat cepat dan menolak antibiotik yang diberikan. 

Jes Gitz Holler, seorang mahasiswa S3 dari University of Copenhagen bekerjasama dengan orang-orang Mapuche, Chile, mengatakan, telah menemukan bahan alami aktif dalam tanaman alpukat Chile dalam kombinasi pengobatan dengan antibiotik tradisional. Bakteri resisten ini memiliki pompa pengeluaran dalam membrannya. Pompa pengeluaran ini akan memompa sesegera mungkin antibiotik secara efisien saat bakteri ini memiliki akses yang besar.

Gitz Holler telah menemukan bahwa bahan alami yang dapat menghambat aksi pompa dari bakteri ini sehingga mekanisme pertahanan bakteri menjadi pecah dan pengobatan dengan antibiotik dapat bekerja. Bahan alami ini di peroleh dari mahasiswa yang mengumpulkan spesimen tanaman di Chile, dimana orang-orang Mapuhce menggunakan daun alpukat untuk menyembuhkan luka. Hasil penelitiannya telah dipublikasikan dalam Journal of Microbial Chemotherapy.

Menurut Gitz Holler, senyawa alami ini memiliki potensi besar dan mungkin bisa dalam jangka panjang dapat dikembangkan menjadi obat yang efektif untuk memerangi staphylococcus karena saat ini belum ada produk di pasaran yang menargetkan mekanisme pengeluaran inhibitor yang sama.

Selanjutnya Gitz Holler mengatakan, "Kami ingin meningkatkan kemampuan bahan aktif ini mengunakan bahan sintetis kimia dalam laboratorium.  Hal ini juga akan memastikan produksi obat potensial yang berkelanjutan dan sekaligus melindungi tanamannya". 

Staphylococcus aureus adalah penyebab paling umum infeksi pada luka setelah operasi. Namun bakteri ini juga dapat menjadi penyebab banyak penyakit dari abses dan keracunan makanan sampai infeksi yang mengancam jiwa seperti infeksi endokarditis dan sepsis.

Bakteri ini telah menjadi masalah utama di rumah sakit di seluruh dunia sejak 1940-an, dan sampai sekarang industri obat telah berhasil mengembangkan antibiotik baru sejalan dengan prilaku bakteri yang semakin agresif.

Sayangnya, justru pengembangan yang muncul menjadi terbalik.  Semua maksud dan tujuan dari industri obat yang ada tidak mengembangkan penelitian antibiotik yang baru. Mungkin disebabkan biaya penelitian jauh lebih mahal dibandingkan pendapatannya. Industri obat cenderung memproduksi obat untuk mengobati penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, yang dianggap lebih menguntungkan.  







No comments:

Post a Comment